
MUTIARA HAJI NEWS – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab disapa Gus Men, telah membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk mengevaluasi penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1444H/2023M. Ada beberapa aspek yang menjadi fokus perbaikan dalam layanan haji yang akan datang.
Gus Men memberikan beberapa catatan penting. Pertama-tama, ia mencatat bahwa pelayanan kepada jamaah saat berada di Masyair (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) adalah hal yang perlu diperhatikan. Meskipun ini bukan tugas langsung petugas haji, ia menekankan bahwa ini adalah tanggung jawab pemerintah.
“Dalam pandangan saya, meskipun ini bukan tugas langsung petugas, tetapi masih merupakan tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengabaikan kejadian-kejadian yang kurang memuaskan yang terjadi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Misalnya, masalah toilet di Mina dan keterlambatan jamaah dalam perjalanan dari Muzdalifah ke Mina setelah mabit di Muzdalifah. Ini adalah catatan yang perlu segera koordinasi dan perbaikan,” kata Gus Men di Bandung pada tanggal 6 September 2023.
Gus Men juga telah mengambil langkah pribadi dengan berkomunikasi langsung dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Rabiah, serta Duta Besar Arab Saudi di Indonesia, untuk memastikan perbaikan dalam pelayanan jamaah haji pada musim haji tahun depan.
“Saya secara pribadi sudah berkomunikasi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi serta dengan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi di Indonesia. Kami telah memiliki banyak pembicaraan, dan saya yakin itu akan berdampak positif pada perbaikan pelayanan haji,” jelasnya.
Selain itu, Gus Men juga memperhatikan masalah jamaah haji lansia yang mungkin akan terus ada pada tahun depan. Ia mencatat bahwa masih ada sekitar 40.000 jamaah haji lansia yang berusia di atas 65 tahun. Dengan pengalaman yang dimiliki oleh petugas, ia berharap layanan kepada jamaah haji lansia dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.
“Semoga layanan kepada jamaah haji lansia ini dapat diperbaiki di masa mendatang,” ujarnya.
Gus Men juga menghargai peran dan kerja keras para petugas haji dalam kesuksesan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Ia mengakui bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras para petugas haji yang memberikan pelayanan kepada jamaah.
“Oleh karena itu, saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada para petugas haji yang telah memberikan pelayanan dengan maksimal. Saya sangat menghargai dedikasi mereka yang seringkali melebihi tugas mereka sebagai petugas haji, bahkan menjadi seperti keluarga bagi jamaah,” katanya.
Gus Men juga menyampaikan harapannya agar apa yang dilakukan oleh para petugas haji dapat dianggap sebagai amal sholeh.
Selain itu, Gus Men juga mengingatkan untuk mengantisipasi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah Arab Saudi dalam pelaksanaan haji tahun depan. Ia berpendapat bahwa evaluasi tidak boleh berhenti pada tingkat nasional saja, karena kebijakan Arab Saudi dapat berdampak pada persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia, seperti pengiriman zam-zam.
Gus Men meminta agar Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) selalu menjaga komunikasi dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Selanjutnya, Gus Men juga mengingatkan tentang kebijakan Arab Saudi yang membatasi jumlah Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang diizinkan untuk memberangkatkan jamaah haji khusus. Sementara ada ratusan PIHK, hanya 40 yang diizinkan.
“Oleh karena itu, kita perlu menciptakan skema atau konsorsium antara penyelenggara haji khusus agar semua dapat memberikan pelayanan kepada jamaah haji khusus,” tambahnya.
Gus Men juga berbicara tentang pentingnya mematangkan skema penetapan istithaah kesehatan jamaah haji. Ia mengusulkan agar pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum pelunasan biaya haji, karena jamaah yang sudah membayar biasanya ingin memastikan bahwa mereka dapat berangkat.
Namun, ia mengakui bahwa usulan ini mungkin tidak populer dan harus disampaikan dengan baik kepada jamaah.
“Ini mungkin tidak mudah, karena kita akan berhadapan dengan reaksi jamaah. Tapi jika ini dapat dijalankan, akan memudahkan penyelenggaraan haji di masa mendatang,” ujar Gus Men.
Selain istithaah, Gus Men juga menginginkan agar Rakernas Evaluasi ini membahas berbagai terobosan untuk pelaksanaan haji di masa yang akan datang. Ia secara khusus mengingatkan pentingnya meninjau ulang masa tinggal jamaah agar dapat dipendekkan, sehingga dapat mengurangi biaya haji.
Gus Men juga mencatat bahwa pola penugasan petugas haji perlu diatur ulang. Saat ini, petugas dalam satu Daerah Kerja (Daker) berangkat dan pulang bersama-sama sejak awal hingga akhir operasi. Ia menyarankan agar ada skema pemberangkatan dalam dua gelombang yang berbeda agar petugas dapat lebih efisien dan energik setelah puncak pelaksanaan haji.
Terakhir, Gus Men meminta agar Ditjen PHU meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan Komisi VIII DPR, karena anggota komisi tersebut sering bertemu dengan masyarakat dan mendapatkan masukan yang berharga untuk perbaikan penyelenggaraan haji. Gus Men menekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan tugas ini.( Ka.Div Media & Publisher MH )